BUKIT BABI DUSUN KEDUNGKANG.

Lama nggak muncul. Iya, vacum aja bentar (wkwk). Kekurangan inspirasi buat nulis mungkin tapi jalan-jalannya masih tetap berlanjut lho. Kali ini sekedar mengisi waktu senggang ditemani secangkir milo panas gue bakal sedikit kasi kabar ato info nih mengenai salah satu destinasi liburan di penghujung negeri. Tepatnya berada di perbatasan RI - Malaysia.
Untuk masyarakat ato kalangan muda di daerah Kalimantan Barat khusunya di kabupaten Kapuas Hulu sih udah biasanya mendengar tempatnya. Dan tak jarang juga muda mudi penjelalajah disini menyempatkan diri dikala akhir pekan yang sumpek untuk meluangkan waktunya buat mampir kesini.
Sebut saja namanya Bukit Babi (hitsnya sih gitu). Ga tau juga asal muasal nama ini diambil dari cerita atau kejadian apa. Yang pasti iya beginilah lumrahnya orang sekitar sini menyebutkannya. Ada juga beberapa orang yang mengenal bukit ini dengan nama Bukit Kedungkang, soalnya terletak di sebuah dusun yang namanya juga Dusun Kedungang. "Adapun sungai yang mengalir dari atas gunung ini dinamakan Sungai Kedungkang" (kata Kepala Dusun di Rumah Betang Kedungkang).
Sedikit mengintroduksikan mengenai letak lokasi pendakian ini. Bukit Babi terdapat disebuah dusun kecil, penghujung hutan. Dari ibukota Kecamatan Bang Lupar (Lanjak) kita memerlukan waktu kurang lebih 30-45 menit perjalanan darat menggunakan sepeda motor atau mobil. Desa Kedungang adalah desa "terujung" dalam hamparan pesisiran "danau sentarum" yang juga masih termasuk dalam lingkup kawasan kecamatan Batang Lupar.
sebelum melakukan pendakian, kita wajib lapor kepada warga atau pihak "rumah panjang". Enaknya sih lapor sama kepala dusun aja. Menurut gue pribadi nilai plus saat kita mengunjungi rumah panjang ini (Rumah Panjang Kedungkang) ialah :
-1 : Kita bisa melihat kehidupan sosial masyarakat di Rumah Panjang.
-2 : Kita bisa melihat sekilas punggung bukit nan indah yang di penuhi dengan hamparan padang ilalang (Bukit Babi) dari pelataran serambi (jungkar rumah panjang).
-3 : Kita juga bisa menikmati indahnya pemandangan Danau Sentarum melalui Pendopo yang layaknya dermaga kecil di penghujung jembatan (Linti) yang terhubung dengan Rumah Panjang ini.
Langsung ketopik utama aja, pendakian kebukit ini cukup santai. Nggak tinggi-tinggi amat. Sekitar setengah jam mungkin udah nyampe dipuncak. Sebelum mencapai puncak kita akan disugukan dengan suasana perkebunan dan juga ladang tradisional warg






a. Bukan perkebunan besar sih, cuman kebun lada kecil dikaki bukit. Juga kebun ubi kayu kalo nggak salah.
Dari puncak bukit babi, kita bisa menyaksikan pemandangan hamparan danau sentarum nan indah seluas mata memandang. Menurut gue disinilah letak uniknya bukit ini, selain ia ditumbuhi oleh hamparan padang ilalang yang begitu luas, kita juga bisa menikmati suasana Danau Sentarum dari puncaknya.
Menurut kepala dusun, hampir setiap akhir pekan bukit ini kerap dikunjungi oleh para pendaki yang entah dari berbagai tempat asal muasalnya. Salutnya gue, meski bukit ini sering dikunjungi oleh begitu banyaknya pendatang dari berbagai daerah, namun kebersihan dipuncak bukit masih tetap terjaga (2 jempol gue acungkan buat para pendaki).
Vegetasi alamnya sama saja seperti daerah tropis lainnya. hanya saja dibukit ini sedikit ditumbuhi oleh tumbuhan lain selain ilalang. Dataran dipuncak lumayan luas buat mendirikan beberapa tenda. Ga usah risau kalau semisalnya elu-elu pada pengen mendaki ramai-ramai kebukit ini. Tempatnya pasti muat kok :D.
Sebenarnya gue agak kurang bisa menceritakan tentang suatu tempat. Intinya, nih tempat bagus lah pokoknya. Ga bakalan nyelasllah kalo semisalnya elu punya niat buat "ngedaki" nih bukit.
Dari ibukota kabupaten (Putussibau), kita mesti melakukan perjalanan kurang lebih 2-3 jam menggunakan sepeda motor. Kalo sudah sampai didesa Lanjak (ibukota kecamatan Batang Lupar) kita bisa menanyakan warga setempat kemana arah  menuju bukit Babi. Jangan sungkan, tenang aja. Masyarakat disini ramah dan bersahabat kok.
Yaudah, kehabisan ide nih gue. Lu liat aja foto-fotonya yaa :D

Komentar