Sarai Berasap









Dari judulnya saja bisa dibayangin gimana suasana sekitaran daerah sarai (air terjun) ini. Disebut sarai Berasap bukan karena ada belerang atau zat kimia maupun kebakaran lahan disekitar sarai ini. Ia berasap sebab memiliki ketinggian yang lumayan tinggi dan curam, sehingga air yang berjatuhan dari atas membentuk kumpulan-kumpulan deburan air yang sekilas terlihat seperti asap. Menurut keterangan beberapa orang yangsudah pernah/sering kesini, mereka menyebutkan ketinggian tempat ini dengan versi yang berbeda-beda. ada yang mengatakan bahwa ketinggiannya sekitar 70M, ada yang mengatakan bahwa ketinggianya sekitar 50M. Namun, pas gue kesini waktu itu, gue lupa bawain meteran. Berhubung tidak membawa meteran, jadinya gue pun harus memberi versi kira-kiranya gue juga :D ketinggian air terjun ini bisa dibilang lumayan, sekitar 40-50M-an gitulah. Adapun mengapa banyak versi yang berbeda mengenai ketinggian tempat ini mungkin memang berbeda ketinggiannya saat diukur atau diperkirakan oleh orang yang berbeda, hehe. Jadi ceritanya mulai di hororkan nih wkwk. Nggak asik kalo cuman ngomongin masalah ketinggian air terjunnya. Langsung saja ke pokok pendeskripsian mengenai tempat ini.
Untuk mencapai tempat ini anda akan melalui beberapa sungai, pertama kali anda akan berjalan kaki menyusuri pesisiran sungai Balui, selanjut setelah anda mencapat puncak perhuluan sungai Balui ini, anda akan menghadapi trek tanjakan yang sangat terjal, orang-orang menyebutnya Bukit Ulu Balui yang mana pendakiannya sekitar 45 menit - 1 jam menuju puncak. Dan puncak dari bukit ini, disebut dengan nama atau julukan "Longang Penompok" (Longang :sebuah dataran yang terdapat di puncak bukit) dan (Penompok :Tempat untuk menempa besi maupun material lainnya). Ada cerita rakyat sekitar mengenai Longang Penompok ini, mungkin bakalan gue bahas beberapa waktu kedepan nantinya.
Setelah mencapai puncak, kemudian kita bakalan menuruni bukit ini dan menjumpai beberapa sungai kecil dibawahnya, ada sungai Nyuai Batang/Induk, sungai Nyuai Kemayung, sungai Penungkau dan beberapa nama sungai kecil lainnya.
Bercerita mengenai pengalaman saat gue kesini, gue menggunakan jalur penyusuran sungai Nyuai Batang sampai perhuluannya, sebab sarai ini terdapat di sungai Nyuai Batang. Mengenai jalur sungai Nyuai Batang ini, bisa dibilang cukup melelahkan sebab kita akan menyusuri sepanjang sungai sampai perhuluan. ada sih jalur lain yang mungkin bisa dikatakan lebih gampang untuk mencapai sarai, hanya saja saat gue kesini, tidak ada yang pemandu yang bisa dikatakan handal :D harap maklum, modal nekat. Air sepanjang sungai ini cukup deras, bebatuannya cukup besar sihingga cukup menyulitkan. Sesekali gue juga melewati tanjung, guna memotong jalur sungai. sekitar 1 jam lebih atau mungkin 2 jam gitulah akhir sampai juga ketempat yang telah cukup lama saya impikan. Sarai Berasap.
Dari kejauhan sudah bisa didengar dengan jelas deburan-deburan air yang menerpa bebatuan di dasar sarai. Seperti gemuruh angin ketika badai dan bagai ombak yang beradu dengan bebatuan karang (jiiiah, terlalu dramatis dan lebay wkwk). dari jarak sekitar 70M dari sarai, bisa kita rasakan bagaimana hembusan angin yang menerpa wajah kita, ini adalah angin alami yang selalu ada dan berlangsung selama air tersebut masih berjatuhan dari puncak sarai, sebab ada tekanan angin tepat dibawah sarai yang dihantam lurus oleh air yang terus menerus berjatuhan dari atas. Semakin besar volume airnya, semakin deras hembusan angin dan juga jangkauannya. Semakin berasap pula sarai ini.
Untuk yang suka eksis, ada beberapa batu besar sekitar dasar sarai yang bisa anda gunakan untuk melakukan aksi-mu :D. Tapi gue saranin nggak usah terlalu dekat sama dasar sarai, sebab tekanan air dan udara disekitar dasar sarai ini sangatlah kuat, semakin besar airnya maka akan semakin deras dan kuat. HATI-HATI kalau hanya untuk sekedar mencari sensasi, keselamatan diri harus diperhitungkan. Sebab, orang tak perduli bagaimana usahamu, jerih payahmu maupun sakitnya kamu. Mereka hanya penilai yang bisa memberikan jutaan opini tersendiri (cieee, ceramah singkat :D). Saat gue dimari, gue sama sekali nggak berani mendekati dasar sarai, sebab tekanan ngin terasa sangat kuat pada saat ini walaupun volume airnya tidak terlalu besar dikarenakan sudah tak PASANG lagi. Saat air sungai pasang, maka pada saat itulah volume terbesar dari sarai ini dan saat itulah momen terbaik dari sarai ini bisa kita saksikan. Sangat disayangkan sih, pas susah payah pergi ketempat impian tau-taunya airnya tidak pasang. Namun bagaimanapun hasilnya, pencapaian tetaplah pencapaian. Harus tetap disyukuri. Masih ada banyak waktu lainnya.
Yah, lumayan capek mendeskripsikan nih tempat, langsung aja gue kasi sedikit cuplikan foto yang gue dapatin pas gue kemari.


Komentar